BAB 1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sehubungan
dengan adanya suatu program pemerintah untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat seoptimal mungkin, maka kami melatih diri untuk ikut
berpartisipasi dalam memberikan pelayanan yang optimal. Salah satunya pada ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum.
Dalam
perawatan pada penderita hiperemesis gravidarum dengan menggunakan asuhan kebidanan
yang dilakukan mulai pasien masuk ke Rumah Sakit sampai pasien pulang.
Hiperemesis
gravidarum ini gejalanya mual dan muntah yang berlebihan yang merupakan gangguan
paling sering kita jumpai pada kehamilan muda terutama pada ibu primigravida. Ini disebabkan
karena adanya peningkatan dan perubahan produksi hormonal dan faktor psikologi dari ibu
hamil. Dalam merawat
hiperemesis gravidarum ini sebaiknya penderita dirawat di Puskesmas Rawat Inap
/ Rumah Sakit karena memerlukan perawatan secara intensif agar tidak terjadi
komplikasi yang lebih berat sehingga dapat menghambat pertumbuhan janin.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Diharapkan
penulis mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum di RSUD dr. Soetomo Surabaya.
1.2.2
Tujuan Khusus
a.
Melakukan
pengkajian pada kasus hiperemesis gravidarum.
b. Menentukan masalah
diagnosa pada klien dengan
hiperemesis gravidarum.
c. Menentukan antisipasi masalah
potensial pada klien dengan hiperemesis gravidarum.
d. Menentukan kebutuhan segera pada klien dengan
hiperemesis gravidarum.
e. Menentukan intervensi yang akan dilakukan pada
pada klien dengan hiperemesis gravidarum.
f. Melakukan intervensi yang telah ditentukan.
g. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan.
1.3 Batasan
Masalah
Mengingat waktu
dan kemampuan penulis yang terbatas, maka penulis hanya membahas masalah yang timbul
pada Ny. N dengan hiperemesis gravidanun.
1.4 Metode
Penulisan
1.4.1 Studi Kepustakaan
Penulis membekali diri dengan membaca literatur-literatur yang berkaitan dengan hiperemesis
gravidarum
1.4.2 Praktek Langsung
Melakukan pendekatan dan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum di
Puskesmas Porong.
1.4.3 Bimbingan dan Konsultasi
Dalam penyusunan asuhan
kebidanan ini penulis juga melakukan konsultasi dengan Bidan kordinator.
1.5 Sistematika
Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
1.3. Batasan Masalah
1.4. Metode Penulisan
1.5. Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1. Pengertian
2.2. Etiologi
2.3. Gejala dan Tindakannya
2.4. Patologi
2.5. Penanganannya
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1. Melakukan Pengkajian
3.2. Menentukan Diagnosa / Masalah
3.3. Menentukan Antisipasi Masalah Potensial
3.4. Menentukan Kebutuhan Segera
3.5. Menentukan Intervensi yang Telah Direncanakan
3.6. Melakukan Intervensi yang Telah Direncanakan
3.7. Melakukan Evaluasi dari Asuhan yang Telah Diberikan
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Hiperemesis Gravidarum
2.1.1 Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu
pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi (Rustam
Mochtar, 1998).
Hiperemesis gravidarum merupakan mual
dan muntah dengan kondisi yang lebih serius. (Debbie Holmes dan Philip N. Baker)
Hiperemesis gravidarum adalah emosi
gravidarum yang berat dan berlangsung sampai 4 bulan sehingga pekerjaan
sehari-hari menjadi buruk. (Sarwono Prawiharjo, 1999).
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan sehingga
pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum menjadi buruk, paling sering
dijumpai pada kehamilan trimester I terutama ditemukan pada primigravida. (Arif
Mansjoer, 1999).
Hiperemesis gravidarum adalah gejala mual
muntah yang berat yang dapat berlangsung sampai 4 bulan yang di sebabkan karena
meningkatnya kadar hormone estrogen dan HCG dalam serum. (Sarwono Prawirohardjo,
2001).
2.1.2 Etiologi
Pada tubuh wanita yang hamil terjadi
perubahan – perubahan yang cukup besar yang mungkin merusak keseimbangan di
dalam tubuh, terutama perubahan endokrin misalnya hipofungsi cortex gland
suprarenalis, perubahan metabolik dan kurangnya pergerakan lambung. Tetapi
bagaimana reaksi seorang wanita terhadap kejadian kejadian tersebut diatas,
tergantung pada kekuatan jiwanya dan bagaimana penerimaan ibu itu terhadap kehamilannya.
Pada Hiperemesis yang berat dapat di
ketemukan Necrose di bagian sentral lobulus hati atau degenerasi lemak pada
hati. Kelainan ini rupa-rupanya disebabkan oleh kelaparan bukan karena adanya
toksin-toksin.Mungkin juga terdapat kelainan degenerative pada ginjal.
Kadang-kadang ada polyneuritis akibat kekurangan vitamin B karena muntah.
Secara pendek etiologi belum jelas,tetapi factor psikis sangat mempengaruhi
penyakit ini.( Sastrawirsata Sulaeman, 1984
)
Penyebab Hiperemesis Gravidarum belum
diketahui secara pasti. Beberapa faktor yang telah ditemukan yaitu :
1. Faktor presdisposisi yang sering
dikemukakan adalah prininggravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda.
2. Masuknya vili khorialis dalam
sirkulasi maternal dan perubahan metabolic akibat hamil serta resistensi yang
menurun dari pihak ibu terhadap perubahan, ini merupakan faktor organic.
3. Alergi sebagai salah satu respons
dari jaringan ibu terhadap anak.
4. Faktor psikologi memegang peranan
penting pada penyakit ini, rumah tangga retak, kehilangan pekerjaan, takut
terhadap kehamilan dan persalinan. Takut terhadap tanggug jawab sebagai ibu, di
duga dapat menjadi factor kejadian hyperemesis gravidarum. Dengan perubahan
suasana dan masuk rumah sakit, penderitaannya dapat berkurang sampai
menghilang.
5. Faktor adaptasi dan hormonal,
pada ibu hamil yang kekurangan darah labih sering terjadi hyperemesis
gravidarum. Yang termasuk dalam ruuang lingkup adaptasi adalah ibu hamil dengan
anemia, wanita primigravida, dan overdistensi rahim pada kehamilan ganda dan
mola hidatidosa. Sebagian kecil primigravida belum mampu beradaptasi terhadap
hormone estrogen dan gonadotropin chorionic, sedangkan pada kehamilan ganda dan
mola hidatidosa, jumlah hormone yang dekeluarkan terlalu tinggi, dan
menyebabkan terjadi hyperemesis gravidarum. (Sarwono P, 2007).
2.1.3 Gejala dan
Tingkatannya
Batas mual muntah berapa
banyak yang disebut hiperemesis gravidarum tidak ada kesepakatan. Ada yang
mengatakan, bisa lebih dari 10 kali muntah akan tetapi apabila keadaan umum ibu
terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis. Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya
gejala dapat dibagi ke dalam 3 tingkatan.
Tingkat 1 : Ringan
Mual muntah terus menerus mempengaruhi
keadaan umum penderita, ibu merasa lemah,
tidak nafsu
makan, berat badan turun dan rasa nyeri pada epigastrium, nadi sekitar 100 kali per menit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidah kering, mata cekung.
Tingkat 2 :
Sedang
Penderita
lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih mengurang, lidah kering
dan kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik, dan mata sedikit ikterik, berat badan turun, mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi,
oliguri dan konstipasi. Dapat pula terjadi acetonuria dan nafas bau aceton.
Tingkat 3 :
Berat
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran
menurun dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat kesadaran, suhu badan meningkat, tensi menurun,
icterus, komplikasi fatal terjadi pada susunan syaraf pusat (ensefalopati wernicks) dengan gejala : nistagmus, diplopia, perubahan mental. Keadaan ini adalah akibat sangat
kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus
menunjukkan adanya payah hati. (Sarwono P, 2007).
2.1.4 Patofisiologi
Perasaan mual akibat kadar estrogen
meningkat. Mual dan muntah terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi,
hiponatremi, hipokloremia, penurunan klorida urin, selanjutnya terjadi
hemokonsentrasi yang mengurangi perfusi darah ke jaringan dan menyebabkan
tertimbunnya zat toksik. Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak menyebabkan
oksidasi lemak tidak sempurna. (Mansjoer, arif, dkk. 2008).
Karena oksidasi lemak yang tidak
sempurna terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton asetic, asam
hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan dan kehilangan
cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi sehingga cairan ekstrseluler dan
plasma berkurang. Dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran darah
ke jaringan berkurang. Hal ini
menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan mengurang pula
dan tertimbunyya zat metabolic yang toksik. Terganggunya keseimbangan
elektrolit seperti hipokalimia akibat muntah dan ekskresi yang berlebihan
selanjutnya dapat menambah frekuensi muntah dan merusak hepar, selaput lendir esophagus
dan lambung dapat robek (Sindrom Mallory-Weiss) sehingga terjadi perdarahan
gastrointestinal. Pada umumnya robekan ini ringan dan perdarahan dapat berhenti
sendiri. Jarang sampai diperlukan transfuse atau tindakan operatif.(Sarwono P,
2007)
2.1.5 Penatalaksanaan
2.1.5.1 Pencegahan
Dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan pada ibu-ibu dengan maksud
menghilangkan faktor psikis rasa takut. Juga tentang diet ibu hamil, makan dalam
porsi kecil /sedikit namun sering. Jangan
tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi, akan terasa oyong, mual dan muntah.
Defekasi hendaknya diusahakan teratur. (Ida Ayu C. Manuaba, 2008).
2.1.5.2 Terapi Obat
Terapi
obat diberikan apabila cara di atas tidak mengurangi keluhan dan gejala. Tetapi
perlu diingat untuk tidak memberikan obat yang teratogen. Dapat menggunakan sedativa
(luminal, stesolid), vitamin (BI dan B6), anti muntah (mediamer B6, drammamin,
acopreg, avomin, torecan) antasida dan
anti mulas. Pada
keadaan lebih berat diberikan anti emetic seperti disiklomin hidrokloride atau
khlorpromasin. Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu
dikelola di Rumah Sakit. (Sarwono P, 2007).
2.1.5.3 Isolasi
Penderita
disendirikan dalam kamar yang tenang cerah dan peredaran udara baik. Catat
cairan yang keluar dan masuk. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala
akan berkurang tanpa pengobatan. (Sarwono, 2007).
2.1.5.4 Terapi Psikologik
Perlu diyakinkan
kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan dengan menghilangkan rasa
takut oleh karena kehamilan, mengurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah
atau konflik yang kiranya menjadi latar belakang penyakit ini. (Sarwono, 2007).
2.1.5.5 Cairan Parenteral
Cairan
parenteral yang diberikan cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan
glucose 5% dalam cairan garam fisiologissebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu
dapat ditambah kalium dan vitamin khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C.
Dibuat daftar control caran yang masuk dan dikeluarkan. Dengan penanganan ini umumnya
gejala-gejala akan berkurang dan keadaan
bertambah baik. (Sarwono, 2007).
2.1.5.6 Hiperemesis Gravidarum Tingkat II dan III Harus Dirawat Inap di Rumah Sakit
1.
Kadang-kadang pada beberapa wanita, hanya tidur di rumah sakit saja telah banyak mengurangi
mual muntahnya
2.
Isolasi
Jangan terlalu banyak tamu.
Kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang boleh masuk. Kadang kala hal ini saja tanpa
pengobatan khusus telah mengurangi mual dan muntah
3.
Terapi
psikologis
Berikan pengertian bahwa
kehamilan merupakan suatu hal yang wajar, normal dan fisiologis. Jadi tidak perlu takut dan
khawatir. Penambahan
cairan
Berikan infus Dextrose /
glukosa 5% sebanyak 2-3 liter/24 jam.
4.
Berikan obat-obatan seperti te1ah dikemukakan di atas.
Pada beberapa kasus dan
bila terapi tidak dapat dengan
cepat memperbaiki keadaan umum
penderita dapat dipertimbangkan suatu abortus buatan. (Mochtar
R.. 1998).
2.2 Konsep Asuhan
Kebidanan pada Hiperemesis Gravidarum
2.2.1 Pengkajian
2.2.1.1 Identitas
1. Nama Klien
Nama klien, ibu dan ayah perlu ditanyakan agar tidak
keliru bila ada kesamaan dengan klien lain (Kristina Ibrahim, 1984)
2. Umur
Digunakan untuk mengetahui masa reproduksi klien
beresiko tinggi atau tidak. Wanita hamil umumnya tidak boleh kurang dari 16
tahun dan lebih dari 35 tahun. (Manuaba, 1998 : 326)
3. Agama
Untuk memudahkan dalam memberikan nasehat spiritual
sesuai dengan kepercayaan yang dianut.
4. Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien, sehingga
dalam memberikan asuhan disesuaikan dengan tingkat pengetahuan.
5. Pekerjaan
Untuk mengetahui tingkat ekonomi klien dan pengaruh
pekerjaan terhadap kehamilan klien.
6. Alamat
Untuk memudahkan dimana tempat tinggal klien, sehingga
memudahkan petugas kesehatan dalam melakukan kunjungan rumah.
2.2.1.2 Anamnesa
Pada tanggal :
Pukul :
1. Alasan
kunjungan ini Untuk mengetahui berapa kali ibu memeriksakan kehamilannya.
2. Riwayat Kehamilan
a. Riwayat Mesntruasi
Yang perlu ditanyakan adalah :
·
menarche untuk mengetahui keadaan alat
kelamin dalam normal atau tidak
·
siklus menstruasi untuk mengetahui
adanya penyakit yang menyertai.
·
Haid terakhir lamanya
·
Banyaknya darah yang keluar
·
Konsistensinya
·
Teratur tidaknya haid yang digunakan
untuk membantu diagnosa lamanya kehamilan dan untuk memperhitungkan taksiran
persalinan.
b. Pergerakan anak
Pada kasus Hyperemesis Gravidarum pergerakan belum
dirasakan karena pada kasus ini terjadi pada trimester I.
c. Tanda- tanda kehamilan
Pada kasus hamil untuk menemukan apakah kehamilan ini
diketahui melalui proses pemeriksaan laboratorium.
d. Keluhan
Pada kasus hyperemesis gravidarum biasanya klien
mengeluh mual dan muntah yang berlebihan sampai mengganggu aktivitas
sehari-hari.
e.
Diet / makan
Makan dan jenis makanan pada kasus hyperemesis
gravidarum makanan yang berlemak merangsang mempengaruhi ibu yang mengakibatkan
tidak nafsu makan.
f. Pola eliminasi
Pada kasus hyperemesis gravidarum biasanya pasien BAB
mengalami konstipasi dan BAKnya mengalami oliguri.
g. Aktivitas sehari – hari
Pada kasus hyperemesis gravidarum aktivitanya terganggu
karena biasanya badanya terasa lemah.
h. Imunisasi TT
Untuk mencegah tetatus nenatorum, maka ibu hamil
sebaiknya mendapatkan imunisasi TT2 kali dengan interval 4 minggu dari TT1.
i. Kontrasepsi yang pernah digunakan
Untuk mengetahui kontrasepsi apa yang pernah digunakan.
3. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Untuk mengetahui masalah atau gangguan kesehatan yang
timbul sewaktu hamil dan melahirkan yang ditanyakan berapa kali itu hamil atau
sekarang ini anak yang keberapa.
4. Riwayat Penyakit yang pernah diderita
Karena penyakit yang pernah diderita dapat timbul
kembali karena keadaan ibu yang lemah pada waktu kehamilan atau setelah melahirkan
nanti. Pertanyaan yang diajukan nanti adalah apakah pernah menderita penyakit
hepatitis yang bisa menurun pada bayi melalui trans plasenta, penyakit jantung,
paru-paru, diabetes mellitus, gemelli, apakah alergi terhadap makanan dan
obat-obatan, apakah punya kebiasaan merokok dan minum jamu-jamuan.
5. Susunan keluarga yang tinggal dirumah.
Digunakan untuk mengetahui struktur keluarga yang
tinggal serumah, serta berapa besar tanggungan hidup keluarga yang dapat
berpengaruh pada kehamilan. Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan,
persalinan, nifas untuk mengetahui apakah ibu punya keyakinan dengan kehamilan,
persalinan, nifas atau tidak.
6. Riwayat kesehatan keluarga.
Karena dalam kehamilan daya tahan tubuh ibu menurun bila
ada penyakit yang menular dapat lekas menular kepada ibu dan mempengaruhi
janin. ( Prawirohardjo : 2002 : 278 )
2.2.1.3
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
·
Kesadaran : Pada kasus hiperemesis
gravidarum umumnya lemah.StabilMenurun dari composmentis sampai koma
·
Untuk mengetahui Keadaan emosional yang
dialami oleh ibu
2. Tanda-tanda vital
·
Tekanan darah : Biasanya
pada
kasus hiperemesis gravidarum tekanan darahnya turun.
·
Nadi :
Biasanya pada
kasus hiperemesis gravidarum denyut nadinya meningkat > 100 x
menit.(Prawirohardjo, 2002 : 278)
·
Suhu :
Biasanya pada kasus hiperemesis gravidarum suhu tubuhnya meningkat.
3. Muka
·
Kelopak mata : Cekung
·
Konjungtiva : Pucat
·
Sklera : Putih
·
Cloasma gravidarum : ada atau tidak ada.
·
Oedem : ada atau tidak ada
4. Hidung
·
Polip : ada atau tidak ada
·
Pendarahan : ada atau tidak ada
·
Sekret : ada atau tidak ada
·
Peradangan : ada atau tidak ada
5. Mulut dan Gigi
·
Caries : ada atau tidak ada
·
Gusi : ada pendarahan atau tidak ada
·
Tonsil : ada pembengkakan atau tidak ada
6. Telinga
·
Serumen : ada/ tidak
7. Pembesaran kelenjar tiroid : ada/ tidak
8. Pembesaran kelenjar limfe : ada/ tidak
9. Dada
·
Jantung : ictus cordis regular/ tidak
·
Paru-paru : ada/ tidak
ronchi dan wheezing
·
Payudara
- Bentuk : simetris/ tidak
- Kebersihan : bersih/tidak
- Benjolan : ada/ tidak
- Rasa Nyeri : ada/ tidak
10. Punggung dan pinggang
·
Posisi tulang belakang : lordosis/ tidak
·
Pinggang nyeri : ada/ tidak
nyeri ketuk
11. Ekstermitas atas dan bawah
·
Oedema kanan / kiri :ada/ tidak ada
·
Kekakuan sendi dan otot :ada/ tidak ada
·
varises kanan/kiri : ada/tidak ada
·
Reflek patella : kanan/kiri positif/ negatif
12. Abdomen
·
Linea : Tidak ada
·
Striae : Tidak ada
·
Pembesaran : sesuai umur kehamilan atau
tidak
·
Benjolan : tidak ada
·
Konsistensi : lembek
13. TFU
·
Leopold I
a. Pemeriksa menghadap
kearah muka ibu hamil
b. Menentukan tinggi
fundus uteri dan bagian dalam fundus
c. Konsistensi uterus
·
Leopold II
a. Menentukan batas
samping rahim kanan dan kiri
b. Menentukan letak
punggung janin
·
Leopold III
a. Menentukan apa yang
terdapat dibagian terbawah
b. Untuk menentukan
bagian terbawah janin apakah bagian tersebut sudah masuk pintu atas panggul
atau belum ( jika belum bagian terbawah tersebut dapat digoyangkan )
·
Leopold IV
a. Pemeriksaan
menghadap kearah kiri ibu hamil
b. Seberapa jauh bagian terbawah
janin masuk pintu atas panggul. ( Mochtar : 1990;92 )
12. Fetus DJJ : belum terdengar
13. Anogenital
·
Vagina : Terdapat tanda chadwick,
elastisitas bertambah, tidak ada pembengkakan kelenjar bartolini dan skene.
·
Anus : Tidak ada haemoroid
2.2.2 Interprestasi Data
·
Diagnosa Dasar Masalah Kebutuhan :
·
G…P…A…
Hiperemesis
Gravidarum biasanya terjadi pada kehamilan trimester 1 sehingga ketika dilakukkan pemeriksaan leopold janin
masih teraba balotement dengan keadaan ibu hamil mengalami hiperemesis
gravidarum.
a.
Muntah > 10 x dalam 24 jam
b.
Mata cekung
c.
Bibir kering
d.
Berat badan turun
e.
Tekanan darah sistole 90-130 mmHg, diastole 60-90 mmHg
f.
Pernafasan 16-20 x/menit
g.
Nadi 60-100 x/menit
h.
Suhu 36-37 0C
i.
Ibu merasa cemas
k. Konseling lebih lanjut
2.2.3 Indentifikasi
Diagnosa / Masalah Potensial
Pada langkah ini dapat diidentifikasi diagnosa atau
masalah potensial lain berdasarkan rangkaian masalah atau diagnosa yang sudah
teridentifikasi.
Diagnosa potensial
Pada janin : IUGR, Abortus
Pada ibu : Hyperemesis gravidarum tingkat lebih tinggi
2.2.4 Identifikasi
Kebutuhan Segera
Dalam teori mengatakan bagi penderita hiperemesis
gravidarum tingkat I tidak diperlukan kolaborasi dengan SpOG. (Mochtar, 1998 :
195).
2.2.5 Perencanaan Asuhan
secara menyeluruh
2.2.5.1 Periksa kemungkinan lain
mual antara lain faktor penyulit dalam
kehamilan dan penyakit yang memerlukan pembedahan seperti apendisitis
atau ileus obstruktif lainnya.
2.2.5.2 Lakukan pemeriksaan darah :
Hemoglobin,
BUN
dan serum creatinibe
Elektrolit
Gula
darah
Test
Fungsi Hepar, Kadar TSH dan tiroksin
2.2.5.3 Batasi asupan makan makan
per oral.
2.2.5.4 Berikan terapi cairan untuk
mengatasi dehidrasi
2.2.5.5 Lakukan pemberian makanan
via NGT – naso gastric tube bila hiperemesis parah.
2.2.5.6 Kolaborasi dengan dokter
untuk pemberian terapi
Anti
alergi (Antihistamin, Dramamin, Avomin dll.)
Anti
emetik (Mediamer B6, Emetrole dll.)
Vitamin
(terutama B kompleks, vitamin C)
.
2.2.6 Pelaksanaan
2.2.6.1 Memeriksa kemungkinan lain
mual antara lain faktor penyulit dalam
kehamilan dan penyakit yang memerlukan pembedahan seperti apendisitis
atau ileus obstruktif lainnya.
2.2.6.2 Melakukan pemeriksaan darah
:
Hemoglobin,
BUN
dan serum creatinibe
Elektrolit
Gula
darah
Test
Fungsi Hepar, Kadar TSH dan tiroksin
2.2.6.3 Membatasi asupan makan makan
per oral.
2.2.6.4 Memberikan terapi cairan
untuk mengatasi dehidrasi
2.2.6.5 Melakukan pemberian makanan
via NGT – naso gastric tube bila hiperemesis parah.
2.2.6.6 Berkolaborasi dengan dokter
untuk pemberian terapi
Anti
alergi (Antihistamin, Dramamin, Avomin dll.)
Anti
emetik (Mediamer B6, Emetrole dll.)
Vitamin
(terutama B kompleks, vitamin C)
2.2.7 Evaluasi
2.2.7.1 Ibu mengerti dan bisa
mengulangi konseling yang diberikan.
2.2.7.2 Ibu bersedia untuk tidak
makan-makanan yang berminyak
2.2.7.3 Ibu bersedia makan sedikit
tapi sering
2.2.7.4 Ibu bersedia banyak minum
2.2.7.5 Ibu
bersedia untuk tidak memakan makanan dan meminum-minuman yang asam
2.2.7.6 Ibu tahu dan mengerti
tentang keadaan kehamilannya
2.2.7.7 Ibu telah mendapatkan terapi
obat
2.2.7.8Ibu bersedia untuk datang
pada kunjungan ulang berikutnya
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian Tanggal 18-2-2012
Jam 10.00
3.1.1 Data Subyektif
- Biodata
Nama : Ny. N
Umur : 32 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA Tamat
Pekerjaan : Swasta / Karyawati Pabrik
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Alamat : Margodadi gang 2 no 78 Surabaya
Nikah : 1 kali lamanya 5 bulan
No. RM : 49625
MRS : 18- 2- 2012
jam 09.00
Nama Suami : Tn. M
Umur : 34 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Alamat : Margodadi gang 2 no 78 Surabaya
- Keluhan utama
Ibu mengatakan mual dan
muntah sejak 1 minggu yang lalu (11 -2-2012)
- Riwayat kehamilan sekarang
Ibu mengatakan
hamil pertama kali dengan umur kehamilan 2 bulan. Hari pertama haid terakhir tanggal 21-11-2011. Perkiraan persalinan tanggal 28-8-2012.
Ibu mengatakan belum
merasakan pergerakan anak. Selama hamil memeriksakan kehamilannya di bidan 1 kali dan mendapat TT 1 x.
Selama hamil mual
dan muntahnya jarang, tapi sejak tanggal 11-2-2012 tiap kali
makan merasa mual dan langsung muntah, pusing (-), badan tidak enak, nafsu makan
tetap baik.
- Riwayat penyakit klien
Ibu mengatakan
tidak pernah menderita penyakit menular seperti : TBC, hepatitis maupun penyakit menurun seperti : ashma,
DM, penyakit jantung maupun hipertensi.
- Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak
ada yang menderita penyakit menular (TBC,
hepatitis) maupun penyakit keturunan (ashma, DM) kecuali ibunya (ibu
dari klien) menderita hipertensi. Dalam keluarganya tidak ada riwayat persalinan kembar.
- Riwayat
kebidanan
a.
Riwayat
menstruasi
Menarche :
14 tahun
Siklus :
± 28 hari
Lama : ± 5 hari
Warna : Merah
Banyaknya :
Cukup (hari I & II ganti softex 4
kali dalam I hari) Dismenorhea : (-)
Fluor albus :
(-)
b.
Riwayat
kontrasepsi
Ibu belum pernah menggunakan metode kontrasepsi.
c.
Riwayat
kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Ini merupakan kehamilan yang pertama.
7. Keadaan psikososial
spiritual
-
Ibu sangat menginginkan kehamilan ini karena merupakan anak yang pertama
-
Ibu mengatakan kalau makan di rumahnya sendiri selalu mual / muntah tetapi kalau makan di rumah ibu / kakaknya tidak
muntah
-
Ibu mengatakan kalau sikat gigi sering muntah
-
Hubungan
dengan suami ataupun keluarganya baik
-
Ibu tinggal
di rumahnya sendiri dengan suaminya
-
Ibu mengatakan beragama Islam
-
Selama hamil
ibu tetap melakukan sholat lima waktu
8.
Pola Kehidupan Sehari-hari
Sebelum Sakit
|
Sesudah Sakit
|
· Pola nutrisi
Makan 3-4 kali sehari, porsi sedang dengan nasi, lauk pauk, sayur,
buah, Minum air putih dan
susu ± 7-8 gelas/hari
|
Ibu bila makan selalu mual dan langsung muntah Minum air putih dan susu
hangat ± 3 gelas/hari
|
· Pola eliminasi
BAB tiap pagi, lancar
BAK + 8 kali/hari
|
Selama sakit BAB 2 hari
sekali
BAK + 5 kali/hari
|
· Pola aktivitas
lbu bisa
melakukan pekerjaan rumah tangga (mencuci, menyapu, memasak)
|
Ibu hanya berbaring di
tempat tidur untuk pemenuhan kebutuhan lainnya dibantu olah orang lain
|
·
Pola istirahat/tidur
Tidur siang
hari + 2 jam
Tidur malam
hari + 8 jam
Kalau ada
waktu luang digunakan untuk istirahat
|
Sepanjang hari ibu tiduran
di tempat
tidur
Tidur ± 11 jam/hari
|
· Personal higiene
Mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari
dan ganti baju tiap habis mandi
|
Mandi 2x/hari, gosok gigi 1x/hari dan ganti baju tiap
kali habis mandi
|
3.1.2 Data Obyektif
3.1.2.1
Pemeriksaan umum
1. Keadaan
umum ibu : Agak pucat
2. Kesadaran : Baik
3. BB
sebelum
sakit :
50 kg
4. BB
sekarang : 49 kg (dalam
5 hari BB menurun ± 5 kg)
5. TB : 150 cm
6. TD : 120/0 mmHg
7. Suhu : 363oC
8. Nadi : 80 x/m
9. RR : 20 x/m
3.1.2.2 Pemeriksaan
fisik
Muka : Agak
pucat, tidak ada bekas luka, cloasma gravidarum (-)
Mata : Simetris, conjungtiva tidak pucat, sklerata
mata tidak icterus, conjugntivitis (-)/(-), bintik bitot (-)/(-), kelopak mata
cowong
Hidung : Kebersihan cukup, pengeluaran cairan (-),
epistaxis (-), pilek lama (-)
Mulut : Bibir pucat, stomatitis (-), tanda rhagaden
(-), bibir kering, gigi agak kotor, caries gigi tidak ada, gusi tidak berdarah
Telinga : Simetris,
kebersihan cukup, pendengaran baik, pengeluaran cairan (-)
Leher : Luka
bekas operasi (-), pembesaran kelenjar limfe (-), pembesaran kelenjar
tyroid/gondok (-), pembesaran vena jugularis (-)
Ketiak : Kebersihan
cukup, iritasi (-), pembesaran kelenjar limfe (-), tanda aksesoriasis mamae (-)
Tangan : Simetris,
jari-jari lengkap, tangan kiri terpasang infus D5 % 30 tetes/menit
Dada : Mamae
besar, puting susu menonjol, pembesaran kelenjar montgomery (-),
hiperpigmentasi areola mamae primer dan sekunder (+)/(+), striae lividae dan
albican (-)/(-)
Perut : Perut
datar, pusat masuk ke dalam, luka bekas operasi (-), hiperpigmentasi linea
nigra (+), striae lividae (-), striae albican (-)
Lipat paha : Kebersihan
cukup, iritasi (-), pembesaran kelenjar limfe, tanda hernia inguinalis (-)
Kaki : Simetris,
odema (-)/(-), varices (-)/(-), tibia baik, telapak kaki cekung
Punggung : Simetris,
kelainan (-)
Anus : Kebersihan
cukup, tanda-tanda haemorhoid (-)
Vulva : Labia
tidak udema, bartolinitis (-), condilomatalata (-), condiloma akuminata (-),
rectokel (-), sistokel (-), jaringan parut (-), tanda chadwick (+), pengeluaran
cairan (-)
3.1.2.3 Pemeriksaan
khusus
Palpasi :
TFU 3 jari
atas simfisis
Perkusi :
Reflek patela (+)/(+)
3.1.2.4 Terapi
yang diberikan
1. Infus
D5 % 30 tetes/menit
2.
Inj.
Primperan III 3 x 1 ampul/hari
3.
Inj. Ulsikur
II 2 x 1 ampul/hari
4.
Inj. Ulsikur 11 2 x 1
ampul/hari
3.2 Identifikasi
Diagnosa/Masalah Aktual
1.
GI P00000, hamil 12 minggu
dengan hiperemesis gravidarum.
DS : - Ibu
mengatakan hamil pertama kali dengan umur kehamilan 3 bulan.
- Ibu
mengatakan tiap kali makan mual dan langsung muntah sejak 4 hari yang lalu.
DO : - Ibu
lemah, bibir kering, kelopak mata cekung.
- Muka
pucat, conjungtiva pucat.
- Diberi
makan langsung muntah.
- TFU
3 jari atas simfisis.
- Vital
sign :
TD : 120/80 mmHg.
S : 363oC.
N : 80 x/menit.
Rr : 20 x/menit.
- BB turun 5 kg.
Kebutuhan: -Rehidrasi
sesuai dengan advis dokter.
- KIE tentang hiperemesis gravidarum.
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan
nutrisi.
DS : - Ibu
mengatakan bila makan dan minum selalu muntah.
DO : - K/u
lemah.
- BB
turun 5 kg.
- Bila
diberi makan langsung muntah.
- Bibir
kering, kelopak mata cowong.
3.3 Identifikasi Masalah Potensial
Potensial terjadinya dehidrasi berat.
DS : - Ibu mengatakan bila makan dan minum langsung
muntah.
DO : - Ibu muntah terus
menerus.
Kebutuhan: - Rehidrasi.
3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
1. Rehidrasi
sesuai dengan advis dokter.
2. KIE.
3.5 Rencana Asuhan
1.
Lakukan
pendekatan pada ibu dan keluarga.
Rasional : Terjalin
hubungan kerjasama yang baik dan timbul rasa saling percaya.
2.
Jelaskan
tentang keadaannya.
Rasional : Menambah
pengetahuan ibu/keluarga.
3.
Observasi
keadaan umum dan vital sign tiap 8 jam.
Rasional : Mengetahui
kelainan sedini mungkin.
4.
Observasi mual,
muntah.
Rasional : Mengetahui
derajat dehidrasi.
5.
Laksanakan
terapi sesuai advis dokter.
-
Inj.
Primperan 3x1 ampul/hari.
-
Inj. Ulsikor
3x1 ampul/hari.
-
Plantacid F
syrup 3 x 1 sendok teh/hari.
Anvomer
3x1 tablet/hari.
Rasional
: Sebagai fungsi dependent seorang bidan.
3.6 Implementasi
1.
Melakukan
pendekatan pada ibu dan keluarga dengan menggunakan komunikasi terapeutik
dengan cara :
-
Memberi salam
-
Memperkenalkan
diri
-
Menanyakan
dan mendengarkan keluhan ibu dengan baik
2.
Menjelaskan
tentang keadaannya bahwa hal tersebut dikarenakan terjadinya peningkatan hormon
HCG didalam tubuhnya, bisa juga disebabkan dari psikologis ibu sendiri. Dan hal
tersebut biasanya akan menghilang setelah usia kehamilan 4 bulan
3.
Mengobservasi
keadaan umum dan vital sign
-
Keadaan umum
masih lemah
-
TD : 120/80
mmHg
-
S : 372oC
-
N : 88
x/menit
-
Rr : 20
x/menit
4.
Mengobservasi
mual dan muntah
-
Setiap kali makan dan minum ibu masih
mual dan muntah
5.
Memberikan terapi sesuai advis dokter
-
Primperan dan
ulsikor (jam 10.00-18.00-02.00)
-
Jam 10.00 :
Inj. Primperan 1 ampul, inj. Ulsikur 1 ampul
-
Jam 11.00 :
Ganti infus RL 500 ml 30 tetes/menit
-
Jam 14.00
Plantacid fork syp 2 sendok teh, anvomer 1 tablet
-
Jam 22.00 Anvomer 1 tablet,
Plantacid fork syp 2 sendok teh
3.7 Evaluasi
1. Ibu tahu dan mengerti tentang
keadaan kehamilannya
2. Ibu
dapat menerima dan memahami
keadaannya saat ini.
3. Ibu
kooperatif saat petugas
melakukan pemeriksaan.
4. Ibu bersedia melakukan anjuran petugas kesehatan dan
beesdia untuk diberi terapi obat.
5. Ibu
telah mendapatkan terapi obat
RENCANA PULANG
Nama :
Ny. N
Umur :
37 tahun
Alamat :
Gedog Kulon, Turen
MRS tanggal :
17-6-2006 s/d 19-6-2006
Diagnosa masuk :
Hiperemesis gravidarum
Diagnosa keluar :
Hiperemesis gravidarum
Persiapan pasien pulang
BB : 49,5 kg
TD : 120/80 mmHg
Suhu : 37°C
Nadi : 88 x/menit
1.
Menyiapkan obat pasien yang
masih ada
Plantacid F syrup 3 x 1 sendok teh/hari
2.
Memberikan nasehat untuk :
1.
Makan dalam porsi kecil tapi sering dan
dalam keadaan hangat
2.
Makan biskuit/roti kering dan teh hangat
sebelum bangun dari tempat tidur
3.
Tidak pantang makanan
4.
Hindari makanan yang
tnerangsang/berbumbu
5.
Mandi dan sikat gigi dengan air hangat
6.
Minum obat secara teratur
7.
Kontrol pada tangga1 27-6-2006 atau
sewaktu-waktu bila ada keluhan
BAB 4
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Hiperemesis gravidarum merupakan mual muntah yang
berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari. Karena
keadaan umumnya menjadi buruk dan bisa jadi dehidrasi.
Masalah yang terjadi pada Ny. N tidak ditemukan adanya
kesenjangan antara teori dan praktek di lapangan karena tidak sampai terjadi
komplikasi yang tidak diinginkan.
Pada dasarnya hiperemesis gravidarum disebabkan karena
peningkatan hormon HCG yang berlebihan yang biasanya terjadi pada primigravida,
kehamilan kembar dan mola hidatidosa.
Tapi pada Ny. N selain karena peningkatan hormon HCG
yang berlebihan juga bisa disebabkan dari faktor psikologis karena kehamilannya
merupakan kehamilan yang pertama kalinya.
BAB 5
PENUTUP
PENUTUP
5.1. Simpulan
Dari asuhan kebidanan NY. N hanva
ditemukan beberapa masalah, antara lain :
- GI P00000, hamil 12 minggu dengan hiperemesis gravidarum
- Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
- Potensial terjadinya dehidrasi berat
Maka tindakan yang dilakukan untuk
mengatasi masalah yang timbul, antara lain :
- Melakukan pendekatan pada ibu maupun keluarganya
- Mengobservasi keadaan umum dan vital sign
- Mengobservasi mual dan muntah
- Menganjurkan untuk makan dalam porsi kecil tapi sering dan dalam keadaan hangat
- Menganjurkan untuk makan biscuit dan teh hangat sebelum bangun dari tempat tidur
- Meningkatkan personal hygiene
- Melakukan advis dokter
Setelah dilakukan asuhan kebidanan
maka masalah yang ada dapat teratasi sehingga pasien dapat pulang dengan
keadaan sehat.
Dengan terselesainya management
kebidanan tentang perawatan penderita hiperemesis gravidarum maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa :
1.
Hiperemesis gravidarum sering
terjadi pada ibu hamil muda dan sampai sekarang penyebab pastinya belum
diketahui
2.
Tindakan yang diberikan dapat
disesuaikan dengan keluhan yang ada sebelum diagnosa pasti ditegakkan
3.
Penyembuhan memerlukan
ketenangan dan waktu yang lama, maka dalam peraturannya perawatannya harus
diperhatikan secara keseluruhan baik bio, psiko dan sosial.
5.2 Saran
5.2.1.Pada Klien/Keluarga
1.
Diharapkan agar setiap ibu
hamil memeriksakan kehamilannya secara teratur untuk mendeteksi adanya kelainan
yang bisa terjadi pada masa kehamilan. persalinan maupun masa nifas.
2.
Mengkonsumsi makanan yang
tinggi akan zat gizi.
3.
Menjaga personal higiene agar
tidak terjadi infeksi selama kehamilan, persalinan dan nifas.
5.2.2 Pada
Petugas Kesehatan
1.
Diharapkan petugas kesehatan selalu
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya sesuai dengan kemajuan IPTEK.
2.
Diharapkan petugas kesehatan jeli dalam
mencari masalah yang sedang dihadapi oleh pasien dan mampu mencari solusi dalam
menangani masalah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, IGB. 2009. Buku Ajar Patologi Obstetri. Jakarta :
EGC
Manuaba, IGB. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana. Jakarta : EGC.
Mansjoer, arif ,dkk. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 1. Jakarta: Media Aesculapius FKUI.
Mochtar R.. 1998. Sinopsis
Obstetri Fisiologi. Cetakan ke-II. Jakarta : EGC.
Prawirohario. Sarwono, 2001. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka.
Prawirohario. Sarwono, 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Sastrawirsata Sulaeman, 1984. Obstetri Patologi. Bandung : FKUP Bandung.